Senin, 20 Januari 2014

KALIMAT EFEKTIF



Pengertian Kalimat Efektif
 Dalam bahasa Indonesia, dikenal istilah kalimat efektif. Apa itu kalimat efektif? Pengertian kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun agar memiliki daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada pembaca. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah bahasa (memiliki unsur subjek dan predikat), singkat (tidak berbelit-belit), enak dibaca, dan sopan. Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Hal yang harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis.
Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi, isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat. Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan, dan kevariasian. Kalimat efektif merupakan kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
Perhatikan contoh kalimat dibawah ini:
"Banyak dari kita yang gemar memelihara berbagai jenis burung-burung".
Jika dicermati, kalimat di atas kurang efektif karena ada penggunaan kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang berlebihan itu terlihat dari munculnya kata berbagai dan burung-burung. Kata berbagai sudah menyatakan jamak (banyak), begitu pula dengan kata burung-burung. Jadi, agar kalimat di atas efektif, maka bentuk kalimatnya dapat kita ubah menjadi:
"Banyak dari kita yang gemar memelihari berbagai jenis burung."

   
Syarat-sayarat kalimat efektif :

1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
“Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
“Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.”
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
“Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.”

 4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
 
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
“Waktu dan tempat saya persilakan.”
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
“Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.”


Jenis-jenis kesalahan kalimat
Berbahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.
A. Ejaan
Ejaan adalah cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa       dalam bentuk tulisan.[10] Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ia dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis tersebut.
Contoh:
1. Ibu sudah pergi.
2. Ibu sudah pergi?
Kedua kalimat di atas walaupun terdiri atas kata-kata yang sama, keduanya memiliki maksud berbeda karena perbedaan tanda ejaan yang digunakan. Kalimat pertama diakhiri dengan tanda titik sehingga mengandung makna berita, sedangkan kalimat kedua diakhiri dengan tanda tanya sehingga bermakna sebuah pertanyaan.
Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
3. Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.
Semua kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi perusahaannya.
3. Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.
Jika kita lihat makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.

B. Kata
Setelah ejaan, faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan kaliamt adalah kata. Kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Baik buruknya seseorang dapat dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata. Kata dapat menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:

1. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kata.
Menurut bentuknya kata dapat dibedakan atas kata dasar dan kata jadian atau kata turunan. Kesalahan yang sering terjadi akibat perubahan daru kata dasar yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya perubahan pengertian yang tidak dikehendaki. Berikut ini contoh kalimat-kalimat salah yang disebabkan kesalahan kalimat:
a. Saya mendengarkan sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengkail di laut.
d. Kantor tempatnya pekerja jauh sekali dari sini.
e. Saya berserta teman-teman aan mengikuti diskusi kelas.


Mari kita bandingkan dengan di bawah ini:
a. Saya mendengar sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingatkan guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengail di laut.
d. Saya beserta teman-teman akan mengikuti diskusi kelas.
Ternyata hanya sedikit sekali perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok kalimat tersebut. Kalau kita bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan sebagai berikut:
a. mendengarkan                           a. mendengar
b. diperingati                                  b. diperingatkan
c. mengkail                                    c. mengail
d. pekerja                                       d. bekerja
e. berserta                                       e. beserta

2. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan arti kata.
Fungsi kalimat yang paling utama ialah untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kalimat yang dibangun oleh kata-kata yang mengandung makna atau arti.dengan demikian, tampak jelaslah arti penting pemilihan kata yang mendukung pengertian sebagaiman dimaksudkan oleh pembicara atau penulis. Berikut ini beberapa contoh kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan arti salah satu kata yang membangunnya.
a. Saya sampaikan terimakasih kepada pengacara yang telah memberikan kesempatan berbicara
kepada saya.
b. Kalau kau ingin lulus, jangan kauacuhkan nasihat guru-gurumu.
c. Akibat penebangan hutan yang semena-mena, kini di mana-mana terjadi banjir.
d. Jangan sekali-sekali kau berdusta.
 Pemakaian bahasa yang cermat dalam memilih kata, pasti segera tahu bahwa kalimat-kalimat di atas salah.
Kalimat a salah karena penggunaan kata pengacara yang tidak pada tempatnya. Pengacara adalah sebutan untuk orang yang bertugas membela perkara di pengadilan. Yang dimaksud pembicara pasti bukan pengacara tetapi pengatur acara. Jadi, kalimat yang benar adalah “saya ucapkan terimakasih kepada pengatur acara yang telah memberi kesempatan saya berbicara”.
Kalimat b salah karena penggunaan kata acuh yang tidak sesuai dengan maknanya. Arti kata acuh adalah peduli. Mengacuhkan artinya memperdulikan; sama artinya memperhatikan. Jadi, agar kalimat tersebut betul dan tidak menyakitkan hati para guru, sebaiknya diubah demikian: “kalau ingin lulus, acuhkanlah guru-gurumu.
Kalimat c salah karena penggunaan kata semena-mena. Kata semena-mena berarti dengan baik-baik atau dengan kira-kira. Tentu dengan makna ini salah sekali. Maka maksud dari kalimat ini adalah tidak semena-mena ini berarti sewenang-wenang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat yang benar adalah:
- Akibat penebangan hutan yang tidak semena-mena, kini di mana-mana sering terjadi banjir.
Atau:
- Akibat penebangan hutan yang sewenang-wenang, kini di mana-mana sering terjadi banjir.
Kalimat d salah karena pemakaian kata sekali-kali­ tidak pada tempatnya. Makna kata sekali-sekali adalah kadang-kadang atau kadangkala. Karena pemakaian tidak tepat tersebut, kalimat itu menjadi membingungkan.kalimat tersebut mestinya kita katakan demikian “jangan sekali-kali kau berdusta” karena ini adalah kalimat larangan yang harus dipatuhi.

3. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan kalimat fungsi kata
                Setiap kata pada suatu kalimat pasti mimiliki fungsi. Apabila dalam suatu kalimat terdapat suatu kalimat yang tidak berfungsi sesuai dengan jenisnya, maka jelas kalimat itu salah.
Contoh:
a. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk!
Segera kita ketahui kesalahan kalimat itu apabila kita buatkan pertanyaan, “siapakah yang dilarang masuk?” jawaban pertanyaan di atas pasti “yang tidak berkepentingan” dari jawaban di atas kita ketahui bahwa kata “bagi” tidak berfungsi dalam kalimat tersebut, sehingga kalimat b itu salah. Agar kalimat demikian betul, maka:
b. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk!

4. Kalimat salah yang disebabkan oleh kata yang salah susunannya
Bahasa indonesia mempunyai aturan cara menyusun kata:
a. Yang diterangkan diletakkan di depan; sedang yang menerangkan diletakkan di belakang (dikenal dengan hukum DM).
b. Untuk menyatakan milik, cukup dengan menjajarkan benda yang dimiliki dengan benda yang memiliki; dan
c. Hubungan antarkata prinsipnya bersifat sintetis.
Contoh:
a. Menurut kabar yang saya dengar, ia akan datand ini hari.
b. Atas bantuan anda, saya ucapkan banyak terimakasih.
c. Rumah adik saya jauh sekali dari keramaian.
d. Ayah dari teman adik saya berasal dari kalimantan.
Seharusnya:
a. Menurut kabar tang saya dengar, ia akan datang hari ini.
b. Atas bantuan anda, saya ucapkan terimakasih banyak.
c. Rumah adik saya jauh sekali dari keramaian.
(Rumah adik sudah mengandung pengertian rumah “milik” adik)
d. Ayah teman adik saya berasal dari kalimantan.
(Ayah teman adik sudah mengandung penertian ayah “dari” teman adik)

C. Logika
Dalam pembuatan kalimat harus dapat diterima akal (logis). Kalimat logis adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah berpikir yang benar sehingga tidak mengandung kerancuan di dalamnya. Seringkali bahasa lisan mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat yang dibuat menyalahi kaidah berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah sehingga dibiarkan saja.
Contoh:
- Pencopet itu berhasil ditangkap oleh polisi.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor TU.
Bandingkan dengan kalimat berikut:
- Polisi itu berhasil menangkap polisi itu.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
Kalimat 2 dan 3 memang tidak logis. Hal tersebut dapat terlihat pada hubungan S dan P-nya.
Siapakah yang berhasil menangkap pencopet?
Jawabanya: polisi.
Siapakah yang berhasil melarikan diri?
Jawabannya: pencopet
Jadi polisi berhasil menangkap pencopet; sedangkan pencopet berhasilkan melarikan diri dari tangkapan polisi. Memang, polisi berusaha menangkap pencopet berusaha supaya tidak biasa ditangkap oleh polisi.
Penjelasan kalimat 3:
-siapakah yang diambil?
Jawabannya: yang merasa kehilangan jam tangan. Misalkan yang kehilangan jam tangan itu Arini, maka Arinilah yang diambil di kantor TU. Benarkah hal demikian? Tentu saja tidak. Maksud kalimat 3 di atas bukan Arini yang diambil, melainkan jam tangan, atau Arini yang dapat mengambil jam tangan itu.

D. Kata-kata yang sering salah prnggunaannya dan pengucapannya
Kesalahan suatu kalimat selain disebabkan oleh kesalahan yang    bersifat gramatikal, termasuk penggunaan tanda baca,dapat juga disebabkanoleh pengunaan kata yang kurang tepat atau salah artinya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kata yang sering membingungkan banyak orang sehingga mengakibatkan penggunaannya salah:
1.   Agar supaya
2.   Atase kebudayaan
3.   Berhubung
4.   Benar/betul
5.   Bang dan bank
6.   Besok
7.   Bersama ini saya beritahukan, bahwa...
8.   Berulangkali
9.   Berdasarkan atas; yang betul berdasarkan atas
10. Diketemukan; yang betul ditemukan
11.  Daripada
12. Dirgahayu
13. Ditugasi; ditugaskan
14. Di lain kesempatan
15. Hadirin atau para hadirin ?
16. Interpretasi
17. Ibu Gubernur
18. Jangan boleh
19. Kebijaksanaan; kebijakan
20. Keberatan
21. Lengang
22. Lengah
23. Mau; akan
24. Menanti; menunggu
25. Menghimbau; yang betul mengimbau
26. Menghindari rintangan; menghindarkan rintangan
27. Masa; massa
28. Makalah; masalah
29. Mengaji; mengkaji
30. Memajukan; mengajukan
31. Mengenyampingkan; yang betul mengesampingkan
32. Menanyakan; mempertanyakan
33. Merubah; yang betul mengubah
34. Pejabat; penjabat
35. Pertanggungan jawab; yang betul pertanggung jawaban
36. Perseorangan; perorangan
37. Sampai jumpa
38. Syarat; sarat
39. Seminar; simposium
40. Sanksi; sangsi
41. Saling tolong; saling menolong
42. Suatu keluhan-keluhan
43. Senjang; kesenjangan
44. Sukses
45. Survai; survei
46. Terampil
47. Untuk sementara waktu
48. Waktu dan tempat kami persilahkan!
49. Wawasan/gagasan
50. Wawasa; kawasan
51. Maka
52. Bukan..., tetapi...; atau bukan... melainkan...

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar